PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN TIK
SEBAGAI SUMBER BELAJAR
MAKALAH
MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
Drs
SAMSUDIN, M.Pd.
Disusun
oleh: AGUS SUPRIYADI
NIM: 5520110104
PASCA SARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM
AS-SYAFI’IYAH JAKARTA
2012
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi
.........................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ....................................................................................................
1.2.
Tujuan
.................................................................................................................
BAB
II KAJIAN TEORI
2.1. Sumber Belajar
......................................................................................................
2.2. Teknologi
Informasi dan Komunikasi
..................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Sebagai Sumber Belajar dan
Media
Pembelajaran
...............................................................................................
3.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Sebagai Sumber Belajar ........
3.3. Beberapa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Dalam Media
Pembelajaran di Sekolah ..........................................................................................
3.4. Pemanfaatan TIK Sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran dari
yang Konvensional sampai yang modern
berdasarkan klasifikasi dan jenis medianya.....
3.5. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
.......................................
BAB IV KESIMPULAN
..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................................
|
i
1
2
3
4
8
8
9
11
13
14
15
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proses
belajar mengajar dalam
pendidikan merupakan salah
satu aspek yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan manusia. Melalui
proses belajar dapat memberi
pengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis setiap manusia dalam hidupnya . Belajar
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Belajar juga
merupakan kegiatan yang
melibatkan seseorang dalam
upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar.
Pembelajaran dapat melibatkan
dua pihak yaitu
siswa sebagai pembelajar dan
guru sebagai fasilitator.
Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada
individu yang belajar
melalui pemanfaatan dan
penggunaan berbagai jenis sumber belajar.
Strategi
dan pendekatan pembelajaran
tidak lagi bertumpu
pada guru tetapi
berorientasi pada siswa sebagai
subjek (student centered).
Guru bukan lagi
satu-satunya sumber belajar bagi
siswa. Tanpa guru,
pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan karena adanya sumber
belajar yang lain. Sehubungan hal tersebut para pendidik atau guru di sekolah
diharapkan untuk dapat menggunakan sumber belajar secara tepat.
Menghadapi era globalisasi dan
kompetisi sebagai konsekuensi tak terhindarkan dari proses itu menuntut
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Persaingan era global telah
dipenuhi segala teknologi canggih. Hampir semua bidang memanfaatkan hal itu
untuk mendapatkan hasil maksimal. Sayangnya, pendidikan kita belum memanfaatkan
kemajuan teknologi tersebut secara maksimal.
Hal ini merupakan tantangan besar
bagi institusi pendidikan dalam negeri untuk berbenah diri. Salah satu upaya
tersebut adalah dengan mengadopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sudah banyak institusi pendidikan
tinggi di Indonesia yang mempromosikan diri sebagai institusi pendidikan
berbasis teknologi. Bahkan, teknologi sudah menjadi kata kunci promosi untuk
menciptakan kredibilitas dan kualitas institusi pendidikan. Merujuk pada
fenomena ini, sangat tampak bahwa masyarakat, termasuk masyarakat akademik
kita, sangat menyakini akan kemanfaatan positif TIK bagi pencapaian
produktivitas pendidikan. Keyakinan ini tidak keliru mengingat bahwa di
beberapa negara maju, TIK memang memberikan keuntungan positif bagi peningkatan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran dan pendidikan.
Namun demikian, keberhasilan proses
pembelajaran berbasis teknologi yang diselenggarakan di beberapa negara maju
tersebut tidak menjamin institusi pendidikan dalam negeri mencapai keberhasilan
yang sama. Terdapat banyak faktor yang harus dipenuhi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan
pendidikan itu.
1.2. Tujuan
TIK
dalam proses belajar-membelajarkan memang sangat membantu untuk keperluan
belajar karena dapat mengatasi jarak antara peserta didik dengan guru. Akan
tetapi hasil belajar masih tetap ditentukan oleh isi dan pengemasan bahan
belajar serta karakteristik peserta didik. Keberhasilan penggunaan TIK
tergantung pada bagaimana guru memilih, menyusun, mengemas, dan menyajikan
bahan belajar serta bagaimana peserta didik menanggapi dan mempelajarinya. Hal
ini berarti bahwa sikap, kemampuan dan keterampilan guru dan peserta didik ikut
menentukan keberhasilan
Tersedianya
berbagai alat dan bentuk TIK yang semakin maju dewasa ini memudahkan
setiap orang dapat memperoleh berbagai informasi secara cepat, akurat, dan
mutakhir. Walaupun tidak semuanya bermanfaat akan tetapi kalau dipilih secara
tepat, informasi itu dapat dijadikan salah satu sumber dalam
mempelajari fakta, konsep, dan prosedur. Tersedianya perpustakaan
elektronik on line, memungkinkan penjelajahan ke berbagai perpustakaan
di dunia dan memperoleh informasi untuk berbagai keperluan belajar.
Bahkan akhir-akhir ini, telepon genggam memiliki berbagai kemampuan sehingga
dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi dari internet dalam
berbagai tampilan visual, audio, dan audiovisual.
Berdasarkan uraian di atas maka makalah ini bertujuan untuk
mengetahui secara lebih jelas mengenai pemanfaatan dan pengembangan TIK sebagai
sumber belajar.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1. Sumber Belajar
Secara
tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal sumber belajar
yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak. Sangat di
sayangkan berbagai sumber belajar disekitar kita yang berlimpah-limpah tersebut
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sumber belajar tradisional adalah
guru dan buku teks, dan untuk banyak guru (dan dosen) ini masih adalah cara
utama untuk mengajar. Siapa atau apa saja sumber belajar itu? Tentu saja bukan
guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Tapi apapun, baik lingkungan, nuansa,
alat, bahan dan lain-lain bisa berfungsi sebaga sumber belajar.
Menurut konsep
Teknologi Pendidikan, sumber belajar dapat meliputi (1) Orang (seperti guru,
teman, tokoh, artis/selebritis, dll); (2) Bahan (seperti buku teks, modul,
CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, OHT, dll); (3) Alat (seperti komputer,
LCD projector, peralatan lab, dll); (4) Lingkungan (baik lingkungan fisik
seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, hubungan
antara guru dan siswa, dll); (5) Pesan; (6) Tehnik.
Sering kita dengar
istilah sumber belajar (learning
resource), orang juga banyak
yang telah memanfaatkan
sumber belajar, namun
umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai
sumber belajar. Padahal secara tidak terasa
apa yang mereka
gunakan, orang, dan
benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.
Sumber belajar
ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media,
yang dapat membantu
siswa dalam belajar sebagai
perwujudan dari kurikulum.
Bentuknya tidak terbatas
apakah dalam bentuk
cetakan, video, format
perangkat lunak atau
kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun
guru.
Sadiman mendefinisikan sumber
belajar sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan
untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar
(Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004)
Dari pengertian
tersebut maka sumber
belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Tempat atau
lingkungan alam sekitar
yaitu dimana saja
seseorang dapat melakukan belajar
atau proses perubahan
tingkah laku maka
tempat itu dapat
dikategorikan sebagai tempat
belajar yang berarti
sumber belajar, misalnya
perpustakaan, pasar, museum,
sungai, gunung, tempat
pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
b. Benda yaitu
segala benda yang
memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik,
maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs,
candi, benda peninggalan lainnya.
c. Orang
yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat
belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu
segala sesuatu yang
berupa teks tertulis,
cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan
untuk belajar.
e. Buku yaitu
segala macam buku
yang dapat dibaca
secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar.
Misalnya buku pelajaran, buku
teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f. Peristiwa dan
fakta yang sedang
terjadi, misalnya peristiwa
kerusuhan, peristiwa
bencana, dan peristiwa
lainnya yang guru
dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
2.2.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Terdapat
banyak pengertian mengenai TIK atau Teknologi informasi dan komunikasi,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut :
1.
Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers,
Dictionary of Information Technology, Glasgow,UK,1991
“Information
Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and
microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage
and access, IT special concern being the use of hardware and software for these
tasks for the benefit of individual people and society as a whole”
Dari penjelasan di atas dapat
diartikan bahwa teknologi informasi adalah kebutuhan manusia didalam mengambil
dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang
menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
2.
Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi.
a.
Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi.
b.
Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan
yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media
3.
Menurut Susanto ( 2002 ) informasi merupakan hasil
dari pengolahan data namun tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat
menjadi informasi.
Jadi
pengertian TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk
transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun
memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat
berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.
BAB
III
PEMBAHASAN
Teknologi yang menghasilkan produk dalam
bentuk perangkat keras atau perangkat lunak pada awalnya bukanlah semata-mata
dimaksudkan untuk keperluan pendidikan. Akan tetapi kemudian produk teknologi
itu juga merambah ke lembaga-lembaga pendidikan serta dimanfaatkan untuk
kegiatan belajar-membelajarkan. Dengan menggunakan teknologi, diharapkan
kegiatan belajar-membelajarkan dapat diselenggarakan lebih efektif, efisien,
kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Akan tetapi sudah lama, paling tidak sejak
tahun 1973, Levie dan Dicky menyatakan (dalam Educational Technology: A
Review of the Research, 1993) bahwa hasil-hasil penelitian menunjukkan,
produk teknologi lebih berfungsi sebagai alat penyampai pesan dan tidak
menentukan keberhasilan peningkatan hasil belajar peserta didik. Yang jauh
lebih berperan ialah isi bahan belajar dan pengemasannya, karakteristik peserta
didik, serta lingkungan belajar. Lebih jauh diketahui pula bahwa kecanggihan
teknologi yang dipergunakan, misalnya dalam belajar berbasis atau berbantuan
komputer (computer based learning) dan belajar di dunia
maya (virtual learning) serta merta menjamin meningkatkan hasil
belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
(interaksi langsung peserta didik dengan guru).
TIK dalam proses belajar-membelajarkan
memang sangat membantu untuk keperluan belajar jarak jauh karena dapat
mengatasi jarak antara peserta didik dengan guru. Akan tetapi hasil belajar
masih tetap ditentukan oleh isi dan pengemasan bahan belajar serta karakteristik
peserta didik. Keberhasilan penggunaan TIK tergantung pada bagaimana guru
memilih, menyusun, mengemas, dan menyajikan bahan belajar serta bagaimana
peserta didik menanggapi dan mempelajarinya. Hal ini berarti bahwa sikap,
kemampuan dan keterampilan guru dan peserta didik ikut menentukan keberhasilan
penggunaan TIK mengatasi berbagai kesulitan dalam proses belajar-membelajarkan.
Kebermanfaatan TIK membantu pemerataan
memperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil belajar-membelajarkan, mendorong Pemerintah Indonesia menerbitkan
berbagai kebijakan serta melaksanakan berbagai program. Dalam Rencana
Starategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009 (Depdiknas: 2006)
disebutkan antara lain: Kebijakan tentang Nusantara-21, Instruksi Presiden
Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Instruksi
Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang pengembangan dan pendayagunaan telematika,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, dan Keppres Nomor 20 Tahun
2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Di samping itu
di tingkat Departemen, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2007
menerbitkan beberapa kebijakan tentang pengembangan TIK, di antaranya adalah:
Kepmendiknas Nomor 50/P/2007 tentang Tim Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan Nasional.
Program meningkatkan TIK dalam pendidikan
pada umumnya telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk, antra lain Universal
Services Obligation (USO) yang dimulai tahun 2003 untuk meningkatkan
kesempatan bagi masyarakat di pedesaan agar dapat menikmati fasilitas layanan
telekomunikasi. Program USO berkaitan dengan pengembangan TIK pendidikan
berkenaan dengan ketersediaan jaringan telekomunikasi yang akan memberikan
kesempatan bagi sekolah terutama di wilayah terpencil agar memiliki akses
terhadap sumber belajar. Di samping itu terdapat pula program One School
One Computer’s Lab (OSOL) OSOL didasarkan atas Kepmen Kominfo No.
17/Kep/M.KOMINFO/4/2003 tentang pemanfaatan TIK di sekolah yang minimal harus
memiliki satu laboratorium komputer. OSOL dimaksudkan untuk memudahkan sistem
belajar-mengajar, meningkatkan kualitas pendidikan, pemanfaatan teknologi serta
memacu semangat belajar siswa.
Secara nasional diselenggarakan
Televisi Edukasi (TVE) yang diresmikan Menteri Pendidikan Nasional pada tahun
2004 dengan visi: ”menjadi stasiun televisi pendidikan yang santun dan
mencerdaskan”, serta misi: mencerdaskan masyarakat, menyajikan
keteladanan, menyebarkan informasi dan kebijkan pendidikan, serta memotivasi
masyarakat agar gemar belajar. Sasaran TVE adalah peserta didik di semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan dan masyarakat.
Sementara itu dikembangkan pula Wide Area Network KOTA (WAN-kota) yang
merupakan salah satu program pengembangan pembelajaran melalui TIK. WAN-kota
dibuat dengan menghubungkan antar lembaga pelatihan dan pendidikan
melalui Dikmenjur dengan sekolah yang ada di perkotaan.
Pengelolaan pengembangan TIK dilakukan
melalui Jardiknas, dengan mencoba integrasi TIK dalam pembelajaran, pemanfaatan
TIK dalam pengelolaan manajemen pendidikan dan berbagai kegiatan pendidikan.
Jardiknas dimanfaatkan untuk peningkatan kecepatan layanan informasi secara
integral, interaktif, lengkap, akurat dan mudah didapat; memberikan pelayanan
data dan informasi secara terpadu; menciptakan budaya transparan dan
akuntabel; merupakan media promosi pendidikan yang handal; meningkatkan
komunikasi dan interaksi lokal maupun internasio-nal; mengakses berbagai bahan
ajar; dan meningkatkan efisiensi berbagai kegiatan pendidikan. Terdapat
berbagai program dan kegiatan lain yang dilakukan Pemerintah bersama-sama pihak
swasta untuk menghadirkan TIK di lembaga-lembaga pendidikan. Contoh-contoh yang
dikemukakan bagaimana proses belajar-membelajarkan diupayakan berbasis teknolgi
serta mengintegerasikan TIK dalam proses pendidikan.
3.1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Saat ini komputer bukan
lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan diberbagai bidang
pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer
dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen
utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media
pembelajaran.
TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri,
tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software. Ada hal penting yang
harus diperhatikan dalam memanfaatkanTIK sebagai media pembelajaran yaitu
hardware dan software yang tersedia dan jenis metode
3.2. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Sumber Belajar
1. E-Learning (Electronic
Learning)
Adalah proses
pembelajaran jarak jauh melalui pemanfaatan teknologi internet. Dalam
konteks electronic learning atau e-learning sebagai salah satu bentuk
pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi. Perkembangan e-Learning sendiri sebenarnya sangat erat kaitannya dengan
perkembangan TIK, dimulai dari perkembangan teknologi televisi, komputer hingga
teknologi komunikasi data paling cepat saat ini yaitu internet. e-Learning
menjadi salah satu bentuk evolusi penyampaian pembelajaran dengan pemanfaatan
TIK sebagai komponen utamanya.
AW.Bates (Bates 1995) dan K Wulf
(Wulf 1996), seperti yang dikutip oleh Siahaan (2004), menyebutkan 4 keuntungan
penyelenggaraan pendidikan semacam ini yaitu: (1) meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity), (2) dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sifat internet
yang tidak mensyaratkan sinkronitas memungkinkan instruktur dan peserta didik
dapat terlibat dalam proses pembelajaran dalam waktu dan tempat yang berbeda,
(3) sangat mampu menjangkau audience secara luas dan global, dan (4) mudah
melakukan pembaruan materi pembelajaran dan menyimpan data/dokumen. Namun
demikian, tidak semua negara dapat menyelenggarakan pembelajaran elektronik.
Kriteria-kriteria
di bawah ini merupakan syarat yang telah dipenuhi negara-negara penyelenggara
pembelajaran berbasis teknologi, yakni:
1)
sikap positif masyarakat pada teknologi komputer dan
internet, yang ditunjukkan dari semakin banyaknya jumlah pengguna dan penyedia
jasa internet,
2)
harga perangkat komputer yang relative murah dan dapat
dimiliki oleh masyarakat,
3)
kemampuan teknologi memproses data secara cepat dan
kapasitas penyimpanan yang besar, dan luasnya akses atau jaringan komunikasi.
2. E- Book (Electronic Book)
Pada fasilitas ini siswa dapat mencari koleksi perpustakaan elektronik
berupa buku buku, modul, jurnal, makalah, majalah, surat kabar dan sebagainya.
3. Teleconference atau video conference
Sebuah sistem pembelajaran dimana terjadi interaksi langsung, misalnya
antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa. Tetapi pemanfaatan TIK
sebagai sumber belajar melalui teleconference atau video conference sulit
dilaksanakan, mengingat sistem pembelajaran ini memerlukan biaya yang cukup
besar dan kurangnya sarana dan fasilitas yang memadai.
3.3. Beberapa
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Media Pembelajaran di Sekolah
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan,
dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya
menggunakan 5 sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK
diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya
menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita
sampaikan. Software yang paling banyak digunakan untuk presentasi adalah
Microsoft Powerpoint. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
bahan presentasi, diantaranya:
a.
Jangan
terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b.
Tulisan
jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c.
Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d.
Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu
kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film
cara-cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan
mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga
dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar
atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi
yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia).
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di
sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan
moodle. Contoh bentuk kelas maya di sekolah X. Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi,
tugas dan test secara online. Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam
memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan
dinilai secara otomatis. Materi online bentuk tugas yang diberikan bentuk test hasil test yang didapat siswa.
4.4. Pemanfaatan TIK Sebagai Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran dari yang Konvensional sampai yang modern berdasarkan klasifikasi
dan jenis medianya.
No
|
Klasifikasi
|
Jenis Media
|
Kelebihan Sumber Belajar Modern
|
Kelemahan
Sumber Belajar Modern
|
1.
|
Media
Audio
|
radio,
piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon .
|
a. Kelas, Besar atau kecil : Kelas tidak membutuhkan
bentuk fisik lagi, semuanya dapat
dibangun dalam aplikasi Internet.
b. Kapan saja,dimana saja : Dapat diakses dari
lokasi mana saja dan bersifat global. Tanpa batasan waktu dan tempat dengan
karakteristik kelas tradisonal dengan menggunakan mode komunikasi asynchronous
seperti e-mail, diskusi online, siswa dapat mengakses 24 jam setiap hari.
c. MembangunKomunitas : Pembelajaran adalah proses
sosial. Siswa dapat belajar saling tukar informasi satu dengan yang lain
seperti dengan instruktur. Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time
maupun non-real time. melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta
terhadap bahan ajarnya.
|
a. Buruknya atau kurangterencananya perancangan
aplikasi web learning sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna,misalnya
tidak user friendly, tidak reliabel dan proses yang tidak jelas.
b. Para pengguna tidak mengetahui dan mengenal
secara baik sistem yang digunakan
akibat tidak adanya sosialisasi dari sistem(user guide).
c.Permasalahan bandwidth yang kecil dapat
mengakibatkan lamanyawaktu akses hal ini juga dapat disebabkan oleh buruknya perancangan
materi yang memiliki ukuran file yang besar(akibat adanya unsur audio,
video).
|
2.
|
Media
audiovisual diam
|
televisi
diam, slide dan suara, film rangkai dan suara , buku dan suara
|
|
|
3.
|
Media audiovisual
gerak
|
video, CD,
film rangkai dan suara, televisi, gambar dan suara.
|
|
|
4.
|
Media
visual diam
|
foto,
buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil
cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai
(film stip) , transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan,
diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta, dan globe.
|
|
|
5.
|
Media
visual gerak
|
film bisu
.
|
|
|
6.
|
Media yang
diproyeksikan
|
Overhead
Transparancy, slide, Opaque
|
|
|
7.
|
Media yang
tidak diproyeksikan
|
Realia,
model, bahan grafis, display
|
|
|
8.
|
Media
rekaman
|
Kaset
audio, kaset video,
|
|
|
|
Media
berbasis komputer
|
Computer-assisted
instruction (pembelajaran
berbantuan komputer)
|
|
|
9.
|
Multimedia
kit
|
Perangkat
praktikum
|
|
|
10.
|
Media
berbasis jaringan
|
Internet,E-Learning
dll
|
|
|
3.5. Pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di
sekolah dari negara lain, saat ini Depdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besar -besaran.
Ada tiga posisi penting di Depdiknas dalam program
pengembangan TIK, yaitu:
1.
Bidang
kejuruan.
TIK menjadi salah
satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software
masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia.
Untuk menghubungkan sekolah-sekolah di sekitar ICT center
dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2.
Pustekkom.
Sebagai salah satu ujung tombak dalam
pengembangan TV pendidikan interaktif, E-learning dan ESMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit
jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3.
Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional).
Bertujuan untuk
mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang
menghubungkan semua sekolah di
Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan
terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita
bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
BAB IV
KESIMPULAN
Pemanfaatan TIK di sekolah
semakin berkembang dan cenderung dijadikan salah satu indikasi kemajuan
suatu sekolah. Akan tetapi hasil penelitian di Indonesia menunjukkan antara
lain bahwa TIK belum diintegrasikan dan dikembangkan dengan proses
belajar-membelajarkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu penggunaan TIK di
sekolah tidak selalu serta merta dapat mengatasi masalah-masalah
belajar-membelajarkan dan meningkatkan mutu proses dan hasi
belajar-membelajarkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat digunakan sebagai
sumber belajar dan media pembelajaran antara lain:
1.
Manfaat TIK sebagai sumber belajar yaitu :
a.
E-Learning (Electronic Learning)
b.
E- Book (Electronic Book)
c.
Teleconference
atau video conference
2.
Manfaat TIK sebagai media pembelajaran
yaitu :
a.
Presentasi
b.
Demonstrasi
c.
Kelas virtual
3.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dapat digunakan Sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran dari
yang Konvensional sampai yang moderen berdasarkan klasifikasi dan jenis
medianya. Tergantung bagaimana proses pembelajaran itu sendiri dan berdasarkan
sarana dan prasarana yang tersedia pada masing masing sekolah / universitas.
Pemanfaatan dan Pengembangan TIK
sebagai sumber belajar tidak hanya komputer dan internet saja, tetapi alangkah
lebih baiknya agar TIK nya di tambah, seperti televisi dan radio.
DAFTAR
PUSTAKA
Deeson, Eric. 1991. Dictionary of Information Technology.Glasgow UK:Harper Collins
Publishers
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Miarso,Yusufhadi.1986.Media pendidikan: pengertian,
pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : Penerbit Rajawali.
Prawiradilaga, Salma. 2004. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Supriyanto,
Aji. 2005. Pengantar Teknologi dan Informasi. Jakarta : Salemba Infotek