Sabtu, 05 Mei 2012

Makalah Pengembangan Sumber Belajar


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
DARI DRS. SYAMSUDIN, M.Pd



 





OLEH
MOCH. ILYAS
LINDA PUSPITANINGSIH
AGUS SUPRIYADI
LILIS ROSITA
SHOGIR MAMUN





PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam konsep Islam alam dan segala isinya merupakan bahan yang dapat dijadikan tuntunan hidup manusia di dunia ini. Bahkan, manusia tidak mampu menghitung, dan bila kita ibaratkan air laut sebagai tintanya dan pohon-pohon sebagai batangnya tidaklah cukup untuk mencatatnya. Demikianlah banyaknya Allah memberikan kenikmatan-kenikmatan kepada manusia untuk dapat disyukuri dan dijadikannya sebagai pembelajar manusia dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini dan melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya.
Kalau kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita jadikan sebagai sumber belajar. Karena semua aspek-aspek kehidupan yang ada di muka bumi ini dapat dijadikan sumber-sumber belajar manusia. Sumber belajar sendiri merupakan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Seiring dengan perjalanan waktu dan zaman yang semakin maju akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mulai berfikir untuk merancang berbagai media belajar yang lebih modern sebagai alat penyampai pesan-pesan dari berbagai sumber belajar tersebut. Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah.
Kalau kita lihat dari perkembangannya, pada mula media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar seorang guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai pada umumnya adalah alat bantu visual, misalanya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Namun sayangnya para pengguna media tersebut terlalu memusatkan perhatiannya pada alat bantu tersebut dan kurang sekali evaluasi.
Maka dari itulah para guru harus memiliki kreativitas dalam menggunakan alat batu ini, karena akan tidak efektif bila seorang guru hanya memfokuskan proses pembelajaran pada alat bantu tertentu. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa sudah selayaknya kalau media ini tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru mengajar, akan tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, buku, film dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar)
Belakangan ini di sekolah-sekolah tertentu mulai dikembangkan bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet, sehingga siswa “dipaksa” untuk menyewa internet –yang memang ukuran Indonesia pada umumnya- masih dianggap relatif mahal. Untuk dapat berjalan secara efektif dan efisien sebaiknya masing-masing sekolah memasang jaringan internet sendiri, supaya siswa dengan mudah mengaksesnya dan pendidik juga dengan mudah menjadikan internet sebagai sarana sumber informasi yang aktual.
Banyaknya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, guru dituntut adanya pemikiran untuk mengembangkan sumber belajar apa yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik. Karena sehebat dan secanggih apapun media belajar yang di gunakan, tidak akan berhasil bila seorang guru tidak memiliki kreatifitas dalam menggunakannya.
Istilah sumber belajar sudah sering diperbincangkan terutama di lingkungan masyarakat kependidikan. Apabila lingkungannya sekolah, berbicara mengenai sumber belajar, maka yang pertama-tama terlintas di dalam pemikiran adalah guru yang berperan sebagai sumber belajar bagi para peserta didiknya. Apabila sedikit agak lebih lama, maka yang terlintas berikutnya di alam pikiran kita adalah buku, baik itu buku pegangan guru maupun buku pegangan peserta didik. Guru menggunakan buku untuk membantu dirinya menyajikan materi pelajaran kepada segenap peserta didiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertanyaan yang mungkin terlontar adalah apa yang terlintas di dalam benak kita kalau anak belajar di rumah? Demikian juga dengan anak yang sedang belajar di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, apa yang segera muncul di dalam benak kita? Apa pula yang akan mencuat di dalam pikiran kita kalau dikatakan bahwa seorang atau sekelompok anak sedang belajar di warung internet, di depan sebuah televisi atau di sebuah taman? Masih banyak lagi lingkungan/latar yang dapat digunakan sebagai tempat belajar. Jika demikian, lantas apa yang terbersit di dalam pikiran kita setiap kita mendengar seseorang belajar dengan lingkungan/latar tertentu?






















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sumber Belajar.
Pengajaran merupakan suatu proses sistemik yang meliputi banyak komponen. Salah satu komponen itu adalah sumber belajar. Dalam pengertian yang sederhana, sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak sesempit ini. Akan tetapi segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber belajar.
Sumber belajar menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar  
Sedangkan Edgar Dale berpendapat bahwa, yang disebut sumber belajar adalah pengalaman. Pengalaman itui diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (cone of experience). Perjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai yang abstrak.
Bahwa pengalaman yang konkret perlu untuk setiap tingkat di atasnya. Setiap ide atau teori betapa pun abstraknya berasal dari alam konkret. Sebaliknya terlampau banyak pengalaman langsung mungkin dapat menghambat ketercapaian pengertiaan yang lebih abstrak. Karena itu, kedua-duanya (yang konkret dan yang abstrak) harus berjalan. Tidak selalu yang abstrak itu lebih sulit dari yang konkret. Malah yang konkret bisa mengacaukan yang abstrak. Peta/bagan sering lebih mudah daripada mengamati realitas sendiri. Makin tinggi kearah puncak kerucut semakin abstrak, tetapi tidak selalu tambah /lebih sulit.
Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar merupakan komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar siswa dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi guru sebaiknya memanfaatkan sumber lain selain buku wajib, misalnya film, majalah, laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno 2008), meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar, sumber itu meliputi pesan, orang,bahan, peralatan,teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno 2008), menuliskan bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.
Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by utilization).
2.      Konsep dan karakteristik sumber belajar
Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi, LCD proyektor.
Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar.
Sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran sangat beragam, tidak lagi guru sebagai sumber belajar satu-satunya dalam kelas atau pun buku paket juga lembar kerja siswa yang menjadi sumber belajar siswa, tetapi banyak sekali sumber belajar yang dapat digunakan guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dalam pembelajaran siswa akan lebih bisa menjadi pembelajar yang baik bukan pendengan yang baik. Dengan berbagai sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan guru maka diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan sumber belajar diantaranya :
1.      Bersifat ekonomis dan praktis
2.      Praktis dan sederhana (mudah dalam pengaturannya)
3.      Fleksibel dan luwes
4.      Sumber belajar sesuai dengan tujuan
5.      Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa
6.      Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaan sumber belajar tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan diatas merupakan hal yang harus menjadi acuan bagi guru dalam menggunakan sumber belajar.
Association of Education Communication Technology (AECT) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam;
1.      Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
2.      People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.
3.      Material (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya, film, audio, majalah dsb.
4.      Device (alat), yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.
5.      Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simulasi, demonstrasi, tanya jawab dsb.
6.      Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kelas, perpustakaan, tenang, ramai dsb.
Menurut Rohani (1997:59) ciri-ciri sumber belajar antara lain, yaitu:
1.      Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal
2.      Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada
3.      Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi
b.      Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
c.       Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental
d.      Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
4.      Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media. 

3.      Lingkup sumber belajar
Pengelompokan sumber-sumber belajar menurut Udin Saripuddin (1995:10) terbagi ke dalam lima kategori yaitu manusia, buku / perpustakaan, media massa , alam lingkungan dan media pendidikan.
Sedangkan menurut Rohani (1997:63)  pembagian sumber belajar
antara lain meliputi:
1.      Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, denah dan lain-lain
2.      Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, audio kaset dan lain-lain
3.      Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan lain-lain
4.      Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain
5.      Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman, terminal dan lain-lain
Jenis atau macam-macam sumber belajar yang ada dan dapat digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, diantaranya :
a.       Pesan
b.      Manusia
c.       Peralatan
d.      Bahan
e.       Teknik atau metode
f.       Lingkungan / setting
1.      lingkungan terbuka
2.      lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah
3.      lingkungan manusia
g.      perpustakaan
Secara garis besar terdapat 2 (dua) jenis sumber belajar yaitu :
1.      Sumber belajar yang dirancang (Learning resources by design), yaitu sumber belajar yang khusus dirancang dan dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.      Sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Fungsi dari sumber belajar diatas menurut Zainuddin,HRL, dkk, adalah:
1.      Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan jalan :
a.       Mempercepat laju belajar dan membantu guru dan dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik
b.      Mengurangi beban guru dan dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik atau mahasiswa.         
2.      memberikan kemungkinan pendidikan yang bersifat individual, dengan             jalan:
a.       mengurangi control guru dan dosen yang kaku dan tradisional
b.      memberikan kesempatan bagi para peserta didik/mahasiswa berkembang sesuai dengan kemampuannya
3.      Memberikan  dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan:
a.       Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis
b.      Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
4.      Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan :
a.       Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi
b.      penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.
5.      Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat :
a.       Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal    dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit.
b.      Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun keahlian yang langka; penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.
Dalam Pemanfataan sumber belajar ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1.      Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
2.      Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
3.      Pengelompokkan sumber belajar dalam kelompok
4.      Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar denga mata pelajaran yang dimiliki guru
5.      Menentuka materi dan kompetensi untuk pembelajaran
6.      Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.
Peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedangkan guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola komunikasi dalam pembelajaran individual adalah sebagai berikut:
Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
1.      Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari
2.      Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik Personalized system of intruksional yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual
3.      Method proyek, perama guru lebih cenderung sebagai penasehat disbanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

2.      Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan guru. Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat kekat di bawah petunjuk dan kontrol guru, disamping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan cirri-ciri peserta didik dan tujuan belajar.Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
3.      Peranan sumber belajar dalam belajar kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere  dalam bukunya Educational Technologi in curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:
a.       Buzz seasions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didk untuk didiskusikan singkat sambil jalan, sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.      
b.      Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c.       Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional tertentu.
d.      Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.
e.       Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f.       Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g.      Self helf group (kelompok swamandiri).



BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
Dari pembahasan yang telah diuraikan tentang sumber belajar, maka dapatlah di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Kalau kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita jadikan sebagai sumber belajar.
2.      Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by utilization).
3.      Karakteristik sumber belajar antara lain, yaitu:
a.       Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal
b.      Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada
c.       Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi
2.      Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
3.      Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental
4.      Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
d.      Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media. 
4.      Sebagus apapun sumber belajar dibuat, apabila tidak bisa dimengerti oleh peserta didik/ pemakai tentunya akan menjadi sia-sia.
5.      Sebagai seorang pendidik, dituntut kreatif, dalam menciptakan sumber belajar bagi siswanya.
6.      Media Cetak, Elektronik, Perpustakaan, Keluarga dan Lingkungan
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
B.Saran
1.      Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru memilih media belajar atau sumber belajar yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya
2.      Guru hendaknya memanfaatkan kemajuan teknologi pembelajara/teknologi pendidikan untuk lebih meningkatkan mutu hasil belajar dari siswanya.













Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Mengenal Sumber Belajar. Jakarta  : Rineka Cipta
Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Association for Educational Comunication Technology (AECT). 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso). Jakarta: C.V. Rajawali.
Rohani.1997.Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Saripuddin,Udin. 1995. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Erlangga











1 komentar:

  1. Makasih pak... bahannya bagus... lumayan ngebantu tugas tugas kuliah saya!! salam TP pak!!

    BalasHapus