MAKALAH
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
DARI DRS. SYAMSUDIN, M.Pd
OLEH
MOCH. ILYAS
LINDA PUSPITANINGSIH
AGUS SUPRIYADI
LILIS ROSITA
SHOGIR MAMUN
PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam konsep
Islam alam dan segala isinya merupakan bahan yang dapat dijadikan tuntunan
hidup manusia di dunia ini. Bahkan, manusia tidak mampu menghitung, dan bila
kita ibaratkan air laut sebagai tintanya dan pohon-pohon sebagai batangnya
tidaklah cukup untuk mencatatnya. Demikianlah banyaknya Allah memberikan
kenikmatan-kenikmatan kepada manusia untuk dapat disyukuri dan dijadikannya
sebagai pembelajar manusia dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini dan
melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya.
Kalau kita
kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita jadikan
sebagai sumber belajar. Karena semua aspek-aspek kehidupan yang ada di muka
bumi ini dapat dijadikan sumber-sumber belajar manusia. Sumber belajar sendiri
merupakan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Seiring
dengan perjalanan waktu dan zaman yang semakin maju akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia mulai berfikir untuk merancang berbagai
media belajar yang lebih modern sebagai alat penyampai pesan-pesan dari
berbagai sumber belajar tersebut. Banyak orang beranggapan bahwa untuk
menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk
mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua
siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan
berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang
sederhana dan murah.
Kalau kita
lihat dari perkembangannya, pada mula media hanya dianggap sebagai alat bantu
mengajar seorang guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai pada umumnya adalah
alat bantu visual, misalanya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap
belajar siswa. Namun sayangnya para pengguna media tersebut terlalu memusatkan
perhatiannya pada alat bantu tersebut dan kurang sekali evaluasi.
Maka dari
itulah para guru harus memiliki kreativitas dalam menggunakan alat batu ini,
karena akan tidak efektif bila seorang guru hanya memfokuskan proses
pembelajaran pada alat bantu tertentu. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa
sudah selayaknya kalau media ini tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu
belaka bagi guru mengajar, akan tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari
pemberi pesan (guru, buku, film dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar)
Belakangan
ini di sekolah-sekolah tertentu mulai dikembangkan bentuk pembelajaran dengan
menggunakan internet, sehingga siswa “dipaksa” untuk menyewa internet –yang
memang ukuran Indonesia pada umumnya- masih dianggap relatif mahal. Untuk dapat
berjalan secara efektif dan efisien sebaiknya masing-masing sekolah memasang
jaringan internet sendiri, supaya siswa dengan mudah mengaksesnya dan pendidik
juga dengan mudah menjadikan internet sebagai sarana sumber informasi yang
aktual.
Banyaknya
sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, guru dituntut
adanya pemikiran untuk mengembangkan sumber belajar apa yang efektif dalam
menyampaikan pesan kepada peserta didik. Karena sehebat dan secanggih apapun
media belajar yang di gunakan, tidak akan berhasil bila seorang guru tidak
memiliki kreatifitas dalam menggunakannya.
Istilah
sumber belajar sudah sering diperbincangkan terutama di lingkungan masyarakat
kependidikan. Apabila lingkungannya sekolah, berbicara mengenai sumber belajar,
maka yang pertama-tama terlintas di dalam pemikiran adalah guru yang berperan
sebagai sumber belajar bagi para peserta didiknya. Apabila sedikit agak lebih
lama, maka yang terlintas berikutnya di alam pikiran kita adalah buku, baik itu
buku pegangan guru maupun buku pegangan peserta didik. Guru menggunakan buku
untuk membantu dirinya menyajikan materi pelajaran kepada segenap peserta
didiknya.
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, pertanyaan yang mungkin terlontar adalah apa yang
terlintas di dalam benak kita kalau anak belajar di rumah? Demikian juga dengan
anak yang sedang belajar di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, apa
yang segera muncul di dalam benak kita? Apa pula yang akan mencuat di dalam
pikiran kita kalau dikatakan bahwa seorang atau sekelompok anak sedang belajar
di warung internet, di depan sebuah televisi atau di sebuah taman? Masih banyak
lagi lingkungan/latar yang dapat digunakan sebagai tempat belajar. Jika
demikian, lantas apa yang terbersit di dalam pikiran kita setiap kita mendengar
seseorang belajar dengan lingkungan/latar tertentu?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Sumber Belajar.
Pengajaran merupakan suatu proses sistemik yang meliputi banyak komponen.
Salah satu komponen itu adalah sumber belajar. Dalam pengertian yang sederhana,
sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran baik
buku-buku bacaan atau semacamnya. Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak
sesempit ini. Akan tetapi segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
proses pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar peserta
didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung
disebut sebagai sumber belajar.
Sumber belajar menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri
maupun terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar
Sedangkan Edgar Dale berpendapat bahwa, yang disebut sumber belajar adalah
pengalaman. Pengalaman itui diklasifikasikan menurut jenjang tertentu,
berbentuk kerucut pengalaman (cone of experience). Perjenjangan jenis-jenis
pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai yang abstrak.
Bahwa pengalaman yang konkret perlu untuk setiap tingkat di atasnya. Setiap
ide atau teori betapa pun abstraknya berasal dari alam konkret. Sebaliknya
terlampau banyak pengalaman langsung mungkin dapat menghambat ketercapaian
pengertiaan yang lebih abstrak. Karena itu, kedua-duanya (yang konkret dan yang
abstrak) harus berjalan. Tidak selalu yang abstrak itu lebih sulit dari yang
konkret. Malah yang konkret bisa mengacaukan yang abstrak. Peta/bagan sering
lebih mudah daripada mengamati realitas sendiri. Makin tinggi kearah puncak
kerucut semakin abstrak, tetapi tidak selalu tambah /lebih sulit.
Sumber
belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan
proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam usaha
pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara
terencana, sebab sumber belajar merupakan komponen penting dan sangat besar
manfaatnya.
Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
mempelajari bahan dan pengalaman belajar siswa dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam pengajaran tradisional guru sering hanya menetapkan buku teks
sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku
tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern maka sumber
belajar tidak hanya buku saja, tetapi guru sebaiknya memanfaatkan sumber lain
selain buku wajib, misalnya film, majalah, laboratorium, perpustakaan dan lain
sebagainya.
Sumber
belajar menurut AECT (Suratno 2008), meliputi semua sumber yang dapat digunakan
oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam
situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar, sumber itu meliputi
pesan, orang,bahan, peralatan,teknik dan tata tempat.
Sudjana
(Suratno 2008), menuliskan bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara
sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan
cetak, sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Dari beberapa pendapat yang telah
dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.
Sumber belajar dapat dirancang secara
khusus untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by
design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal
dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by
utilization).
2.
Konsep
dan karakteristik sumber belajar
Ditinjau dari
asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar
yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang
sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran,
modul, program audio, transparansi, LCD proyektor.
Jenis sumber
belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal
dimanfaatkan ( learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang
tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat
ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya:
pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang,
waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih
banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di
seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar.
Sumber
belajar yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran sangat beragam, tidak
lagi guru sebagai sumber belajar satu-satunya dalam kelas atau pun buku paket
juga lembar kerja siswa yang menjadi sumber belajar siswa, tetapi banyak sekali
sumber belajar yang dapat digunakan guru maupun siswa dalam proses belajar
mengajar, sehingga dalam pembelajaran siswa akan lebih bisa menjadi pembelajar
yang baik bukan pendengan yang baik. Dengan berbagai sumber belajar yang dapat
digunakan oleh siswa dan guru maka diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna
bagi siswa.
Ada
beberapa pertimbangan dalam menentukan sumber belajar diantaranya :
1. Bersifat
ekonomis dan praktis
2. Praktis
dan sederhana (mudah dalam pengaturannya)
3. Fleksibel
dan luwes
4. Sumber
belajar sesuai dengan tujuan
5. Sumber
sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa
6. Guru
memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaan sumber belajar tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan
diatas merupakan hal yang harus menjadi acuan bagi guru dalam menggunakan
sumber belajar.
Association of Education Communication Technology (AECT) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1977)
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam;
1.
Message
(pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk
gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua
bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta
didik.
2.
People (orang),
yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan,
misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.
3.
Material (bahan),
yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunan
alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya, film, audio,
majalah dsb.
4.
Device (alat),
yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.
5.
Technique
(teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan,
peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simulasi,
demonstrasi, tanya jawab dsb.
6.
Setting
(lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik
lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kelas, perpustakaan, tenang, ramai dsb.
Menurut Rohani (1997:59) ciri-ciri
sumber belajar antara lain, yaitu:
1.
Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses
belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal
2.
Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional
edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap
tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada
3.
Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar
yang dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk
maupun isi
b.
Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
c.
Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau
secara insidental
d.
Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
4.
Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang
spesifik sesuai dengan tersedianya media.
3.
Lingkup
sumber belajar
Pengelompokan sumber-sumber belajar
menurut Udin Saripuddin (1995:10) terbagi ke dalam lima kategori yaitu manusia,
buku / perpustakaan, media massa , alam lingkungan dan media pendidikan.
Sedangkan menurut Rohani (1997:63)
pembagian sumber belajar
antara lain meliputi:
antara lain meliputi:
1.
Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur,
koran, poster, denah dan lain-lain
2.
Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model,
boneka, audio kaset dan lain-lain
3.
Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan,
ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan
olahraga dan lain-lain
4.
Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja
kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain
5.
Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman, terminal
dan lain-lain
Jenis
atau macam-macam sumber belajar yang ada dan dapat digunakan dalam pembelajaran
sangat beragam, diantaranya :
a. Pesan
b. Manusia
c. Peralatan
d. Bahan
e. Teknik
atau metode
f. Lingkungan
/ setting
1. lingkungan
terbuka
2. lingkungan
sejarah atau peninggalan sejarah
3. lingkungan
manusia
g. perpustakaan
Secara
garis besar terdapat 2 (dua) jenis sumber belajar yaitu :
1. Sumber
belajar yang dirancang (Learning resources by design), yaitu sumber belajar
yang khusus dirancang dan dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional
untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Sumber
belajar yang dimanfaatkan (Learning resources by utilization), yaitu sumber
belajar yang tidak didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Fungsi
dari sumber belajar diatas menurut Zainuddin,HRL, dkk, adalah:
1. Meningkatkan
produktifitas pendidikan, dengan jalan :
a. Mempercepat
laju belajar dan membantu guru dan dosen untuk menggunakan waktu secara lebih
baik
b. Mengurangi
beban guru dan dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik atau mahasiswa.
2. memberikan
kemungkinan pendidikan yang bersifat individual, dengan jalan:
a. mengurangi
control guru dan dosen yang kaku dan tradisional
b. memberikan
kesempatan bagi para peserta didik/mahasiswa berkembang sesuai dengan
kemampuannya
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan jalan:
a. Perencanaan
program pendidikan yang lebih sistematis
b. Pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
4. Lebih
memantapkan pengajaran, dengan jalan :
a. Meningkatkan
kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi
b. penyajian
informasi dan data secara lebih konkrit.
5. Memungkinkan
belajar secara seketika, karena dapat :
a. Mengurangi
jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya
konkrit.
b. Memungkinkan
penyajian pendidikan lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan
jalan pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun keahlian yang
langka; penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.
Dalam
Pemanfataan sumber belajar ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Mengidentifikasi
kebutuhan sumber daya
2. Mengidentifikasi
potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
3. Pengelompokkan
sumber belajar dalam kelompok
4. Mencari
dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar denga mata pelajaran
yang dimiliki guru
5. Menentuka
materi dan kompetensi untuk pembelajaran
6. Pemanfaatan
sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.
Peranan
sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
1. Peranan
sumber belajar dalam pembelajaran individual
Pola
komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber
belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual
adalah pada peserta didik, sedangkan guru mempunyai peranan sebagai penunjang
atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola
komunikasi dalam pembelajaran individual adalah sebagai berikut:
Dalam
pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
1. Front
line teaching method, dalam pendekatan ini guru menunjukkan sumber belajar yang
perlu dipelajari
2. Keller
Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik Personalized system of
intruksional yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang
didesain khusus untuk belajar individual
3. Method
proyek, perama guru lebih cenderung sebagai penasehat disbanding pendidik,
sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan
melaksanakan berbagai kegiatan belajar.
2. Peranan
sumber belajar dalam belajar klasikal
Pola
komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung
antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas
guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak
ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya
dengan guru. Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan
sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat kekat di bawah petunjuk
dan kontrol guru, disamping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan cirri-ciri peserta didik dan tujuan
belajar.Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode
pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
3. Peranan
sumber belajar dalam belajar kelompok
Pola
komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational Technologi in
curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum
ditetapkan dalam belajar yaitu pola:
a. Buzz
seasions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didk untuk
didiskusikan singkat sambil jalan, sumber belajar yang digunakan adalah materi
yang digunakan sebelumnya.
b. Controllet
discussion (diskusi
dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu
buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c. Tutorial
adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah
yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik
masalah dan tujuan instruksional tertentu.
d. Team
project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok
dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.
e. Simulasi
(persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f. Micro
teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g. Self
helf group (kelompok swamandiri).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
Dari pembahasan
yang telah diuraikan tentang sumber belajar, maka dapatlah di tarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kalau
kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita
jadikan sebagai sumber belajar.
2. Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat
memungkinkan terjadinya proses belajar.Sumber belajar dapat dirancang secara
khusus untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by
design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal
dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by utilization).
3. Karakteristik
sumber belajar antara lain, yaitu:
a.
Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses
belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal
b.
Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional
edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap
tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada
c.
Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar
yang dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk
maupun isi
2.
Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
3.
Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau
secara insidental
4.
Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
d.
Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang
spesifik sesuai dengan tersedianya media.
4. Sebagus
apapun sumber belajar dibuat, apabila tidak bisa dimengerti oleh peserta didik/
pemakai tentunya akan menjadi sia-sia.
5. Sebagai
seorang pendidik, dituntut kreatif, dalam menciptakan sumber belajar bagi
siswanya.
6. Media
Cetak, Elektronik, Perpustakaan, Keluarga dan Lingkungan
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
B.Saran
1.
Dalam proses
belajar mengajar hendaknya guru memilih media belajar atau sumber belajar yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya
2.
Guru hendaknya
memanfaatkan kemajuan teknologi pembelajara/teknologi pendidikan untuk lebih
meningkatkan mutu hasil belajar dari siswanya.
Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Mengenal Sumber Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung
Haryono. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Association for Educational
Comunication Technology (AECT). 1986. Definisi
Teknologi Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso). Jakarta: C.V. Rajawali.
Rohani.1997.Media
Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Saripuddin,Udin. 1995. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Erlangga
Makasih pak... bahannya bagus... lumayan ngebantu tugas tugas kuliah saya!! salam TP pak!!
BalasHapus